Friday, March 31, 2017

puisi tentang beratnya menjalani hidup tanpa ketenangan hati



Ketenangan Hatiku waktu itu
By : Al Hikha Hasan

Lihatlah daun  kelapa  itu
Bergoyang santai tertiup angin
Ringan tanpa beban  yang  berarti
Meskipun letaknya tinggi dan hembusannya tak kecil
Namun goyangannya tetap tenang karena punya pijakan yang kuat

Aku ingin seperti daun kelapa itu
Menalani hidup dengan hati seringan itu
Meski tengah berada di tengah ketinggian  hidup
Meskipun hembusan cobaan dan  ujian tidak ringan
Tetapi aku ingin dalam  menghadapinya
Hatiku tetap tenang, damai dan sejahtera
Seperti ketenangan hatiku waktu itu


***

Puisi tentang kesedihan karena tak bisa bersatu dengan orang yang kita cintai dan mencintai kita dengan tulus



Aku Mohon Tuhan
by : Al Hikha Hasan

Tuhan....
Kau pertemukan aku dan dia
Kemudian Kau beri kami
Sebuah rasa yang tak dimengerti akal sehat
Kau beri kami cinta luar biasa seperti ini

Tapi kemudian Kau tak izinkan kami bersatu
Lalu sebenarnya apa mau MuTuhan??
Kau ingin melihat kami tak bahagia
Karena kelak kami bersatu dengan orang yang tak kami sayang??
Aku sangat mencintai dia tanpa syarat Tuhan
Dan rasa itu tak bias aku tarik kembali

Ya Allah, jika Kau benar-benar tak mengizinkan aku dan dia bersatu
Bunuh kami Tuhan
Ambilah nyawa dari raga kami
Enyahkanlah kami dari muka bumi ini
Bumi ini jahat pada kami YaTuhan
Kami tak kuat bila harus begini terus Tuhan

Aku tau, jika nanti kita bisa bersatupun
Pasti nantinya banyak orang yg akan menghina kami
Jadi, Jika memang bukan disini tempat kami bersatu
Beri kami tempat dimana kami bias bersama selamanyaTuhan
Dimanapun itu aku tak peduli
Aku mohon


***


puisi tentang sakit hati karena mantan dan pasangan yang baru pamer kemesrahan



Aku ini mantannya
by : Al Hikha Hasan


Dalam lubuk hati yang paling dalam aku yakin
Kau tau dan  sangat faham,
Aku ini mantannya,
Aku mantan dia,
Dia yang sekarang menjadi milikmu,
Dulu aku milik dia
Aku juga seorang wanita sama denganmu,
Tapi mengapa kau tak mengerti perasaanku,
Kau ceritakan semua antara kau dan dia,
Kau bandingkan kamu denganku,
Tak taukah kau aku sangat terluka,
Kau bagai menyiramkan garam ke lukaku yang menganga,
Tak taukah kau aku tercabik-cabik,
Sakit! Sakit! sakit rasa hatiku…!
***